VIVAnews - Peringatan hari antikorupsi hari ini, 9 Desember 2009 akan dipusatkan di kawasan Monumen Nasional dan Istana Negara. Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, aksi yang akan dilakukan adalah salah satu bentuk nyata melawan korupsi. Sebab, kata dia, pemberantasan korupsi tidak cukup dengan kata-kata. "Bahaya laten korupsi masih merajalela, terutama di elit negara dan mengintai ralyat lemah," kata Din dalam pesan singkatnya yang dibacakan di tengah massa Malam Seni dan Refleksi Anti Korupsi di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa malam, 8 Desember 2009. Din mencontohkan kasus besar Bank Century, yang menurutnya harus segera dituntaskan dengan menyeret orang yang terlibat melalui proses hukum. Pengetahuan dapat memberikan keuntungan yang nyata. Untuk memastikan bahwa Anda sepenuhnya informasi tentang news, terus membaca.
"Kita harus bersihkan Indonesia dari bahaya laten korupsi, tidak cukup dengan kata-kata tapi aksi nyata," ujar Din. Sayangnya, bagi Din, pemimpin dan elit penguasa negara belum mencerminkan aksi nyata menumpas korupsi. Oleh karenanya, dia meminta, semua elemen masyarakat, siang ini bergandengan tangan untuk bersih dari korupsi. "Aksi damai diharapkan membersihkan Indonesia dari bahaya laten korupsi. Yang antikorupsi, mari datang. Yang prokorupsi, jangan menghalangi," ujar Din. Muncul kekhawatiran aksi hari antikorupsi akan anarkhis. Apalagi, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku menerima informasi dari badan intelijen bahwa ada sejumlah gerakan sosial antikorupsi pada Rabu mendatang. SBY khawatir gerakan itu dimanfaatkan dengan motif tertentu. Bahkan, SBY tahu siapa target para demonstran. "Alhamdulillah, saya dapat pengetahuan yang relatif lengkap, tentang apa, siapa dan sasaran pada 9 Desember mendatang," kata SBY dalam pidato di Rapimnas Demokrat, Minggu 6 Desember 2009 kemarin.
¢ VIVAnews
"Kita harus bersihkan Indonesia dari bahaya laten korupsi, tidak cukup dengan kata-kata tapi aksi nyata," ujar Din. Sayangnya, bagi Din, pemimpin dan elit penguasa negara belum mencerminkan aksi nyata menumpas korupsi. Oleh karenanya, dia meminta, semua elemen masyarakat, siang ini bergandengan tangan untuk bersih dari korupsi. "Aksi damai diharapkan membersihkan Indonesia dari bahaya laten korupsi. Yang antikorupsi, mari datang. Yang prokorupsi, jangan menghalangi," ujar Din. Muncul kekhawatiran aksi hari antikorupsi akan anarkhis. Apalagi, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku menerima informasi dari badan intelijen bahwa ada sejumlah gerakan sosial antikorupsi pada Rabu mendatang. SBY khawatir gerakan itu dimanfaatkan dengan motif tertentu. Bahkan, SBY tahu siapa target para demonstran. "Alhamdulillah, saya dapat pengetahuan yang relatif lengkap, tentang apa, siapa dan sasaran pada 9 Desember mendatang," kata SBY dalam pidato di Rapimnas Demokrat, Minggu 6 Desember 2009 kemarin.
¢ VIVAnews
No comments:
Post a Comment